Jika berbicara seperti apa suami ideal jawabannya
sangat sederhana dan klise karena suami ideal itu relative atau
tergantung definisi masing - masing ibu mengartikan dan menilai para
suaminya.
Jika para Isteri menganggap suaminya sekarang suami ideal, bisa
mengayomi, bisa membimbing keluarga untuk teguh dijalan Alloh, bisa
menafkahi lahir dan batin untuk keluarga, bisa membahagiakan keluarga
saya rasa itu sudah cocok disebut suami ideal meskipun dia cacat seperti
apapun, mantan penjahat, mantan napi, dan lain toh sangat jelas mending
mantan rampok daripada mantan kiai atau ustadz. karena sebagai manusia
yang dilahirkan dalam bentuk laki - laki yang ditakdirkan oleh Alloh SWT
sebagai imam sudah menunjukkan tanggung jawab kepada keluarga.
Tetapi semua kembali lagi ke para isteri bisa atau tidak menjadi Isteri yang ideal. bagaimana isteri yang ideal itu?? isteri yang selalu belajar membahagiakan suami. ingat selalu belajar ya para ibu - ibu, kenapa saya katakan harus belajar karena orang belajar itu tidak pernah ada kata akhir. belajar melayani suami dengan ikhlas demi Alloh, belajar menerima kekurangan suami, belajar mengerti problema dan kesulitan suami, belajar bertanggung jawab untuk suami dan menjaga nama suami, belajar menjaga aib keluarga. karena tidak akan ada suami ideal kalau tidak ada isteri ideal.
Contoh Kecil :
karena jutaan kali saya dengar dari para ayah atau bapak apa sich harapan mereka kepada isterinya. rata2 jawabanya sepele hanya ingin tersenyum saja saat tahu kalau suami cape pulang kerja atau pas suami punya masalah. begitu sebaliknya para isteri rata - rata hanya ingin diperhatikan sesekali dimanja atau dipuji seperti layaknya masih pacaran dulu. itulah kenapa hal - hal kecil bisa bernilai besar kalau kita bisa memahami yang kecil.
Satu hal lagi jangan pernah menyalahkan satu sisi jika ada perselisihan atau perselingkuhan. karena semua masalah itu datangnya dari kita sendiri, kalau terjadi seperti itu harusnya kita introspeksi diri kenapa kok suami atau isteri bisa bahagia diluar tapi dirumah tidak bisa bahagia dan sukses dalam rumah tangga kembali kepada kemampuan untuk menjaga egoisme pasangan suami-isteri itu sendiri dan menyatukan perbedaan. karena kalau ego masih sama2 tinggi ya jangan harap keluarga bisa damai.
kalau ada pertanyaan bagaimana kalau sama - sama kerja, maklum kita hidup dalam ekonomi neo liberal yang bener - bener menganut azas kapitalisme sejati.
insyaalloh seperti ini jawaban saya, kalau sama - sama kerja terus gimana membentuk suami menjadi suami ideal. sederhana kok ibu - ibu, coba pahami dan sediakan waktu sehari atau dua hari untuk mediasi. saling mengkoreksi, mengungkapkan perasaan masing2 dengan kunci semua harus bisa menerima koreksi
Catatan : Mungkin pendapat saya masih banyak kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Alloh SWT dan catatan ini untuk meluruskan pemahaman yang salah tentang suami yang ideal atau isteri yang ideal. karena dikita sudah berada diera yang berbeda dengan era dimana Rosululloh dan para sahabat masih memimpin islam yang semua serba teratur dan syariat islam masih ditegakkan
Tetapi semua kembali lagi ke para isteri bisa atau tidak menjadi Isteri yang ideal. bagaimana isteri yang ideal itu?? isteri yang selalu belajar membahagiakan suami. ingat selalu belajar ya para ibu - ibu, kenapa saya katakan harus belajar karena orang belajar itu tidak pernah ada kata akhir. belajar melayani suami dengan ikhlas demi Alloh, belajar menerima kekurangan suami, belajar mengerti problema dan kesulitan suami, belajar bertanggung jawab untuk suami dan menjaga nama suami, belajar menjaga aib keluarga. karena tidak akan ada suami ideal kalau tidak ada isteri ideal.
Contoh Kecil :
karena jutaan kali saya dengar dari para ayah atau bapak apa sich harapan mereka kepada isterinya. rata2 jawabanya sepele hanya ingin tersenyum saja saat tahu kalau suami cape pulang kerja atau pas suami punya masalah. begitu sebaliknya para isteri rata - rata hanya ingin diperhatikan sesekali dimanja atau dipuji seperti layaknya masih pacaran dulu. itulah kenapa hal - hal kecil bisa bernilai besar kalau kita bisa memahami yang kecil.
Satu hal lagi jangan pernah menyalahkan satu sisi jika ada perselisihan atau perselingkuhan. karena semua masalah itu datangnya dari kita sendiri, kalau terjadi seperti itu harusnya kita introspeksi diri kenapa kok suami atau isteri bisa bahagia diluar tapi dirumah tidak bisa bahagia dan sukses dalam rumah tangga kembali kepada kemampuan untuk menjaga egoisme pasangan suami-isteri itu sendiri dan menyatukan perbedaan. karena kalau ego masih sama2 tinggi ya jangan harap keluarga bisa damai.
kalau ada pertanyaan bagaimana kalau sama - sama kerja, maklum kita hidup dalam ekonomi neo liberal yang bener - bener menganut azas kapitalisme sejati.
insyaalloh seperti ini jawaban saya, kalau sama - sama kerja terus gimana membentuk suami menjadi suami ideal. sederhana kok ibu - ibu, coba pahami dan sediakan waktu sehari atau dua hari untuk mediasi. saling mengkoreksi, mengungkapkan perasaan masing2 dengan kunci semua harus bisa menerima koreksi
Catatan : Mungkin pendapat saya masih banyak kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Alloh SWT dan catatan ini untuk meluruskan pemahaman yang salah tentang suami yang ideal atau isteri yang ideal. karena dikita sudah berada diera yang berbeda dengan era dimana Rosululloh dan para sahabat masih memimpin islam yang semua serba teratur dan syariat islam masih ditegakkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar